Inokulasi ????
?,,,?
semua Inokulasi
merupakan kegiatan memindahkan mikroorganisme berupa bakteri maupun jamur dari
tempat atau sumber asalnya ke medium yang baru yang telah dibuat dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dilakukan dengan kondisi yang sangat
aseptis, yakni kondisi dimana alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini dilakukan untuk
mengindari terjadinya kontaminasi. Inokulasi penting dilakukan untuk
menumbuhkan, meremajakan mikroba, dan mendapatkan populasi mikroba yang
murni.
Alat-alat
yang digunakan dalam melakukan inokulasi mikroba adalah cawan petri, pipet volume, tabung
reaksi, rak tabung, hockey
stick, bunsen, tabung gas portabel, laminar air flow,
jarum ose, timbangan analitik, vortex, dan
bulb. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan inokulasi mikroba kali ini adalah
media NA, Kentang Agar, Tauge Agar, yakult, wortel busuk, susu basi, jeruk
busuk, roti berjamur, alkohol 70%, tissu roll, kertas HVS, kapas, aquadest, dan
larutan fisiologis.
CARA MELAKUKAN INOKULASI MIKROBA
Pembuatan
larutan fisologis
NaCl sebanyak 6,379 g ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik. Sebanyak 1 erlenmeyer dan 4 tabung reaksi
disiapkan. Setelah itu NaCl yang telah
ditimbang kemudian
read more ...
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades sebanyak 750 ml. Larutan dari NaCl tersebut kemudian dihomogenkan. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bagian atas tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan aluminium foil dan kemudian disterilisasi.
read more ...
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades sebanyak 750 ml. Larutan dari NaCl tersebut kemudian dihomogenkan. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bagian atas tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan aluminium foil dan kemudian disterilisasi.
Pengenceran
bertingkat.
Semua bahan berupa
roti,
dan jeruk
masing masing diambil bagian yang mengandung mikroba sebanyak 1 gram. untuk yakult, susu
dan wortel,
masing-masing bahan dipipet sebanyak 1 ml. Selanjutnya, untuk tabung reaksi
pertama dilakukan pengenceran 100. Masing-masing bahan di masukkan
ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan larutan fisiologis 9 ml. Tabung
reaksi kedua pada pengenceran 10-1, bahan dari tabung 1 dipipet
sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua yang telah diisi
dengan larutan fisiologis sebanyak 9 ml. Lakukan hal serupa hingga pengenceran
10-4.
Metode Tuang (Pour
Plate)
Media dituang ke dalam cawan
petri lalu didinginkan. Kemudian suspensi
mikroba hasil
pengenceran 10-3 dipindahkan dari tabung reaksi sebanyak 1 ml ke
dalam cawan petri. Berikutnya, media dituang kembali hingga memenuhi 2/4 cawan
petri dan didinginkan hingga mengeras. Setelah mengeras, cawan petri tersebut dibungkus
dengan kertas HVS.
Setelah itu diinkubasi selama 7x24 jam dan diamati.
Metode Sebar (Spread
Plate)
Media dituang kedalam cawan petri Selanjutnya, dinginkan
hingga media mengeras. Setelah media mengeras, suspensi mikroba hasil pengenceran 10-3
dipindahkan dari tabung reaksi sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri. Berikutnya
diratakan dengan hockey stick
lalu didinginkan. Setelah didinginkan, cawan petri dibungkus dengan menggunakan kertas hvs. Lalu diinkubasi selama 7x24 jam dan diamati.
lalu didinginkan. Setelah didinginkan, cawan petri dibungkus dengan menggunakan kertas hvs. Lalu diinkubasi selama 7x24 jam dan diamati.
TEKNIK INOKULASI YANG
DIGUNAKAN
a. Spread Plate Method (Metode
Sebar)
Metode
spread plate
adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan
cara menuangkan stok kultur mikroba dan meratakannya dengan menggunakan hockey stick
diatas media agar yang telah memadat. Teknik ini
dilakukan dengan menuang media sebanyak 2/3 cawan petri. Lalu ditunggu hingga
memadat. Kemudian dimasukkan suspensi mikroba dan diratakan dengan hockey stick lalu
diinkubasi. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk menghasilkan
koloni-koloni mikroba yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat.
Kekurangan dari metode ini adalah hanya menumbuhkan mikroba di permukaan saja,
jadi kemungkinan mikroba anaerob absolut dan mikroaerofil rendah bahkan tidak
ada. Mikroba anaerob absolut adalah mikroba yang tidak dapat tumbuh jika
ada oksigen. Mikroaerofil adalah mikroba yang tidak dapat hidup jika terlalu
banyak terdapat udara. Kelebihan dari metode ini adalah mikroorganisme yang
tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media.
b. Pour Plate Method (Metode
Tuang)
Metode pour plate suatu
teknik dalam menumbuhkan mikroba pada media agar dengan cara menuangkan stok
kultur mikroba di atas media agar tanpa meratakannya, melainkan dengan cara
membiarkannya diam di permukaan atau di dalam media agar. Kelebihan dari metode
ini, yaitu dapat menumbuhkan mikroba yang bersifat anaerob, sedangkan
kekurangannya metode ini membutuhkan waktu yang lebih lama bagi mikroba untuk tumbuh.
Apa faktor yang mempengaruhi inokulasi mikroba ???
Faktor yang dapat mempengaruhi inokulasi mikroba yaitu
faktor pengenceran, semakin tinggi pengurangan jumlah suspensi mikroba.
Kesterilan alat sangat perlu diperhatikan agar tidak ada kontaminan pada saat
menginokulasi mikroba. Kualitas bahan
yang digunakan untuk menginokulasi mikroba juga harus sesuai agar mikroba dapat
tumbuh. Selain itu faktor ketelitian sangat mempengaruhi inokulasi mikroba
karena jika tidak teliti maka inokulasi mikroba terkontaminasi dengan
mikroba lain.
tambah gambarnya dong min
BalasHapusoke broo sarannya
BalasHapusentah apa yang harus ku katakan
BalasHapus